MACHFUD

Guru SDN 2 Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DIMASA  PANDEMIC COVID-19

PERAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DIMASA PANDEMIC COVID-19

Oleh : Machfud, S.Pd

SDN 2 Manggarmas Kec. Godong Kab. Grobogan

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang melanda lebih dari 200 Negara di Dunia, telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya pendidikan Dasar (SD). Mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan,seperti isolasi, social and physical distancing hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan warganya untuk tetap stay at home, bekerja, beribadah dan belajar di rumah.

Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan pembelajaran secara online atau daring (dalam jaringan). Akan tetapi, dalam pembelajaran daring ini tidak terlepas dari permasalahan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya, termasuk pembelajaran daring kepada calon guru pada lembaga pendidik dan kependidikan (LPTK). Oleh karenanya, diperlukan berbagai jalan keluar sebagai solusi dan juga langkah yang diambil di masa yang akan datang sebagai proyeksinya. Hambatan, solusi dan proyeksi pembelajaran daring pada seorang Guru SD penting untuk diketahui,.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama RI., menerapkan kebijakan belajar dan bekerja dari rumah (Work from Home) mulai pertengahan Maret 2020. Tidak terkecuali Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan dan jajaran (SD dan SMP) di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, merespon penerapan belajar dan bekerja dari rumah (WFH) ini dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, yang diuraikan menjadi tiga tahapan, dalam bentuk surat edaran yang dikeluarkan pada tanggal 15, 26 dan 30 Maret 2020. Penerapan belajar dari rumah tentunya berpengaruh terhadap kondisi para siswa dan guru yang mengajar di SDN 2 Manggarmas termasuk Guru dan Siswa yang ada di lingkungan SDN 2 Manggarmas Kecamatan Godong kabupaten Grobogan.

Peran Guru dalam pembelajaran dimas pandemic demi sangatlah signifikan. Dimana seorang guru harus bisa mentransfer ilmu ke peserta didik tanpa bertemu langsung atau tatap muka. Seorang guru harus jeli dan pintar memanfaatkan media atau sejenisnya untuk proses pembelajaran bisa berhasil. Dalam berhasil menyampaikan ilmu ke peserta didik. Tentu saja ada banyak hambatan dalam pembelajaran dimasa pandemic covid-19 ini. Apa lagi pembelajaran harus sesuai denga kurikulum 2013 saat ini.

2. Tujuan

Tujuan dari artikel ini adalah :

a. Untuk mengetahui peran guru dalam pembelajaran dimasa pendemic covid-19 menggunakan kurikulum 2013

b. Untuk mengetahui kelebihan pembelajaran dimasa pendemic covid-19 menggunakan kurikulum 2013

c. Untuk mengetahui kelebihan pembelajaran dimasa pendemic covid-19 menggunakan kurikulum 2013

3. Kajian Pustaka

a. Pembelajaran

Arti pembelajaran yang lain adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu tertentu dan karena adanya usaha.

Menurut Gagne (1977)Pengertian pembelajaran menurut Gagne adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Menurut Munif Chatib Pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Menurut Gagne dan Briggs (1979) Pengertian pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

b. Pandemic

WHO mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia. Tercatat ada beberapa penyakit pandemi yang paling mematikan sepanjang sejarah, salah satunya cacar, campak, tipus, flu spanyol, black death, HIV/AIDS.

c. Covid-19

Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS).

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

d. Kurikulum 2013

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum biasanya dibedakan antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum yang fungsional. Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kurikulum yang dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional (Nana Syaodih, 2009:5).

Sedangkan Pengertian Kurikulum 2013 itu sendiri ialah, sebuah kurikulum yang terintegrasi, maksaud dari integrasi ini adalah sebuah kurikulum yang mengintegrasikan Skill, Theme, Concepts, And Topic baik dalam bentuk Within Sigle disciplines, Acrous several disciplines and Within and Acrous Learners. Dengan kata lain bahwa kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.

B. PEMBAHASAN

1. Konsep Pembelajaran Jarak jauh

Pembelajaran jarak jauh merupakan sistem pembelajaran yang tidak berlangsung dalam satu ruangan dan tidak ada interaksi tatap muka secara langsung antara pengajar dan pembelajar [1]. Sejalan dengan hal tersebut, [8] dan [9] menekankan bahwa fokus dari pembelajaran jarak jauh terletak pada metode pembelajaran yang dibantu teknologi dengan tujuan mengirimkan materi pembelajaran kepada siswa yang tidak bertemu secara fisik seperti halnya pembelajaran di kelas tradisional. Berdasarkan hal itu, maka pembelajaran jarak jauh dilaksanakan tanpa adanya interaksi langsung secara fisik antara pengajar dan pembelajar, interaksi dilakukan pada sistem virtual dengan bantuan teknologi yang memungkinkan terjadinya interaksi dan transfer pengetahuan dari pengajar ke pembelajar.

Pada konteks masa pandemi Covid-19, PJJ dilaksanakan sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19. Pada protokol pencegahan penyebaran virus Covid-19 disebutkan bahwa masyarakat diminta untuk menghindari kerumunan atau pengumpulan orang. Pada konteks pembelajaran di Sekolah atau Kampus, pengumpulan orang dan interaksi langsung antara civitas akademika (guru, siswa, dosen, mahasiswa, dan civitas akdemik lainnya) dalam satu lingkungan sekolah atau perguruan tinggi bisa saja menjadi sarana yang memiliki potensi besar untuk terjadinya penyebaran virus Covid-19. Oleh karena itu, pembelajaran jarak jauh menjadi upaya penting dalam rangka menekan menyebaran virus secara luas, khususnya dikalangan pengajar dan pembelajar.

Sementara itu, [10] menyebutkan bahwa selama masa pandemi Covid-19, proses pembelajaran dilaksanakan dengan sistem “Flexible Learning”. Sistem ini memiliki beberapa ciri, yaitu 1) dimensi pembelajaran yang bisa dilaksanakan dimana saja dan kapan saja, 2) pembelajar bisa belajar apapun yang diinginkan, 3) sumber belajar bisa berasal dari pengajar langsung atau berbagai sumber yang tersedia pada berbagai media seperti web, 4) pengajar memiliki kesempatan yang banyak dalam menentukan pelaksanaan pembelajaran (tutoring, belajar mandiri, seminar, debat, dan diskusi secara online), dan 5) pada pelaksanaan penilaian bisa menggunakan sistem yang menyediakan fleksibilitas lebih bagi siswa dalam melaporkan setiap aktivitas yang dilaksanakan selama masa pandemi Covid-19.

2. Peran Guru dalam Pembelejaran jarak Jauh

Guru harus dapat memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara online/daring dengan peserta didik. Situasi yang memaksa belajar jarak jauh maka perlu dijelaskan situasi yang terjadi saat ini pada anak mengenai social distancing dan aktivitas di rumah. Berikan pemahaman bahwa anak tetap harus belajar di rumah. Jelaskan bahwa belajar di rumah merupakan salah satu bentuk pencegahan penularan virus corona. Tempat ramai seperti sekolah dan juga ruang publik lainnya dapat meningkatkan potensi penularan virus.

Guru dan peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh ini dapat menggunakan laptop atau smartphone. Pembelajaran jarak jauh ini diupayakan pembelajaran yang aktif dan berpusat pada peserta didik sehingga mendorong keterampilan peserta didik.

Untuk pembelajaran jarak jauh ini maka diperlukan fleksibilitas (berinteraksi dalam waktu yang tepat disesuaikan dengan ketersediaan waktu dan jadwal belajar), memanfaatkan perangkat yang sudah ada dan dimiliki siswa, ada data aktifitas guru dan siswa, ada penilaian dan umpan balik, memberi kesempatan untuk berkomunikasi banyak arah, peserta didik belajar sesuai kemampuan dan kecepatan masing-masing dan guru dapat mengontrol aktiviatas siswa meskipun tidak di tempat yang sama.

Guru sebagai pengelola kelas jarak jauh memiliki peran dalam merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan megevaluasi proses pembelajaran jarak jauh. Peserta didik dapat mempelajari bahan belajar yang diberikan dengan mengunduh, mengerjakan dan mengunduh tugas. Melakukan diskusi dengan topik yang diberikan.

Selain guru dan peserta didik tak kalah pentingnya peran orang tua. Orang tua selalu aktif berkonsultasi dengan guru di sekolah. Tanyakan pada guru mengenai materi yang telah dipelajari dan akan diberikan. Beri tahu pula perkembangan anak selama belajar di rumah agar guru dapat mengantisipasi langkah pembelajaran selanjutnya. Libur sekolah bukan berarti bisa berleba-leha. Jelaskan pada anak situasi yang terjadi bahwa sekolah tetap berlangsung dan hanya dipindahkan ke rumah.

Oleh karena itu, buatlah jadwal yang teratur seperti kegiatan di sekolah. Jadwal ini bisa mengikuti jadwal belajar anak di sekolah atau membuat jadwal belajar baru yang lebih fleksibel. Misalnya, seperti bangun pagi yang teratur, mandi, sarapan, belajar, istirahat dan bermain, dan belajar hingga waktu yang ditentukan, aktivitas bebas, mandi, dan tidur. Beri tahu anak untuk disiplin mengikuti jadwal tersebut. Jelaskan pula orang tua akan terus memantau kegiatan belajar anak.

Bantu pula anak untuk memahami materi yang dipelajari. Jelaskan dengan baik kepada anak tentang apa yang orang tua pahami. Jika tidak mengerti materi pembelajaran, jangan sungkan untuk bertanya pada guru atau mencari sumber yang tepat untuk menjelaskan materi pada anak. Buat suasana yang nyaman untuk bekerja dan belajar di rumah. Beraktivitas di rumah berarti memiliki kebebasan dan keleluasaan untuk bereksplorasi. Orang tua bisa mengajak anak belajar di ruang keluarga atau pekarangan rumah untuk mendapatkan udara yang terbuka. Menggunakan benda tambahan seperti bantal dan menyiapkan makanan ringan juga bisa dilakukan agar anak betah belajar.

3. Kurikulum 2013 dalam Pelaksanaan Pembelajaran Jarak jauh

Kita ketahui bersama bahwa implementasi kurikulum 2013 di sekolah-sekolah di Indonesia sudah hamper 100% dilaksanakan. Dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengan Atas sudah menerapkan Kurikulum tersebut. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik yang ditonjolkan dalam pembelajaran. Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, membentuk kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara sistematik, menciptakan kondisi pembelajaran supaya peserta didik merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih peserta didik dalam mengemukakan ide-ide, meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan mengembangkan karakter peserta didik.

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan haya mendengarkan dan menghafal semata (Majid, 2014).

Tantangan implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dimasa pandemic covid 19 ini perlu dibahas lebih dalam. Dimana kita ketahui moda pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran jarak jauh dan daring. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif.

Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada belajar daring atau jarak jauh memang harus dilakukan. Para guru dalam pembelajaran daring banyak menggunakan media, diantaranya media Grup Whatsapp dan aplikasi online lainnya. Anak-anak SD tentu berbeda dengan anak-anak SMP atau SMA. Dimana mereka masih banyak yang belum tau apa itu internet dan sebagainya.

Sebelum era pembelajaran jarak jauh menggunakan sistem daring, banyak orang tua yang memiliki kekhawatiran ketika anaknya memegang gawai. Kekhawatiran tersebut, antara lain, anak akan kacanduan gawai, main game, bahkan berpotensi melihat konten dewasa dan konten yang mengandung kekerasan. Kekhawatiran itu semakin menjadi karena nyatanya memang ada anak-anak yang terjerumus dalam penyalahgunaan gawai dan teknologi informasi hingga kecanduan dan mengalami gangguan kesehatan mental.

Saat ini anak-anak memanfaatkan gawai dan akses internet untuk proses pembelajaran. Anak-anak mulai belajar bagaimana memanfaatkan media sosial untuk tatap muka daring dengan guru sekaligus bersua secara virtual dengan teman-temannya. Anak-anak juga mengasah keterampilan TIK (teknologi informasi dan komunikasi)-nya mulai dari mengetik tugas dengan Microsoft Word, membuat paparan dengan Power Point, membuat gambar atau poster, membuat video pendek, dan keterampilan teknologi informasi lainnya.

Anak-anak juga belajar menggunakan surat elektronik, mengunduh materi, memasukkan lampiran ke dalam surat elektronik, dan memasukkan tugas ke dalam aplikasi tertentu. Mereka juga belajar mencari informasi melalui dunia maya untuk menunjang pembelajaran.

Pembelajaran dengan teknologi informasi pada era Covid-19 ini merupakan proses literasi digital yang tidak disadari banyak anak-anak kita. Selama ini proses literasi digital berlangsung lambat dan parsial. Namun, hari-hari ini anak-anak mengalami pembelajaran yang luar biasa untuk memahami apa itu gawai, bagaimana pemanfaatan gawai dan teknologi informasi secara baik. Anak-anak juga belajar bagaimana memanfaatkan media sosial dan aplikasi-aplikasi lain untuk mendukung pembelajaran jarak jauh yang mereka jalani. Sebuah proses literasi digital yang sangat luar biasa positif bagi anak-anak.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Kemajuan teknologi memberikan dampak besar terhadap perkembangan pendidikan, para pendidik memanfaatkanya untuk mempermudah proses belajar mengajar serta meningkatkan kualitas pendidikan. Berikut peran Guru tehadap efektifitas pembelajaran berbasis daring:

a. Guru lebih dominan dalam pemberian tugas bukan penjelasan materi.

b. Guru merasa ada kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan daring, seperti:

Kelebihan:

ü Siswa merasa lebih santai dan senang

ü Siswa merasa punya lebih banyak waktu dirumah bersama keluarganya

ü Siswa merasa punya lebih banyak waktu beristirahat dan bersantai

ü Siswa merasa lebih rileks dan tidak tegang

Kekurangan:

ü Siswa merasa boros dikarenakan kuota jadi cepat habis

ü Siswa merasa lebih sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru

ü Siswa merasa sedih karena uang jajan yang didapatkan berkurang

ü Siswa merasa kegiatan sosial dengan teman-temanya terhambat

c. Mayoritas siswa merasa pembelajaran daring lebih menyenangkan, karena dirasa lebih santai dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Maudiarti, S. (2018). PENERAPAN E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI . Jalan IKPN Bintaro, Tanah Kusir, Bintaro, Jakarta-Selatan 12330. https://doi.org/10.21009/PIP.321.7

Hakim, L., & Khusniya, I. L. (2019) . EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING:SEBUAH BUKTI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS . Universitas Islam Negeri Mataram: Jurnal Tatsqif.

Setyosari, P. (2008) . Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan Rangsangan. Dosen Jurusan TEP Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri.

Murtono, Muhammad NS, (2019). PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ETNOLINGUISTIK BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM NUSANTARA UNTUK MAHASISWA PGSD: Refleksi Edukatika. Volum 9 No.2 2019. https://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/view/3197. 9-07-2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makin keren...dan bermanfaat. Semoga sukses dan sehat selalu

10 Jul
Balas

Keren PTKnya, bermanfaat sekali

10 Jul
Balas



search

New Post